Teori Menejemen Lawas



Ada macam-macam definisi atau pengertian menejeman, hal mana tergantung daripada sudut pandangan, keyakinan dan komprehensi daripada pendefinisi. Perhatikan misalnya definisi berikut:

“Kekuatan yang menjalankan sebuah perusahaan, dan yang bertanggung jawab atas sukses atau kegagalannya”

Ada pula pihak yang berpendapat bahwa:
menejemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya”

Ada pihak lain yang berpendapat bahwa:
“menegement tidak lain daripada usaha melaksanakan hal-hal tertentu melalui manusia”
Secara singkat orang pernah menyatakan tindakan menegement sebagai tindakan merencanakan dan mengimplementasikannya.

Definisi tambahan menyatakan: “Menejemen adalah pemuasan kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan sosial karena bersifat produktif bagi manusia, bagi perekonomian dan bagi masyarakat. Adakalanya orang menyatakan sebagai berikut: “Menejemen merupakan sebuah sumber yang dipergunakan oleh semua orang untuk mencapai tujuan-tujuan”

Semua definisi yang disajikan mempunyai kebaikan-kebaikan. Mereka menitikberatkan aspek-aspek penting daripada menejemen. Akan tetapi untuk maksud pembahasan dalam buku ini akan digunakan definisi sebagai berikut:
“Menejemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.

Dengan perkataan lain terdapat adanya aktivitas-aktivitas khusus yang merupakan bagaian daripada suatu proses menejemen. Disamping itu dapat dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan berlangsung dengan bantuan manusia dengan sumber-sumber daya lainnya.

Sumber-sumber daya dasar dilola oleh fungsi-fungsi dasar menejemen yakni: Perencanaan – Pengorganisasi – Menggerakkan – Pengawawasan, agar supaya sasaran-sasara yang ditetapkan dapat dicapai.

Ada baiknya untuk membandingkan filsafat yang berlaku hingga kurang lebih tahun 1965, dan kemudian membandingkannya dengan apa yang dewasa ini sedang berkembang. Approach sebelumnya menenankan sistem komando. “modus operandi” fihak menejer menentukan segala-galanya. Fihak menejemen menggariskan struktur organisasi, ia menetapkan tugas-tugas orang-orang non-manegement, ia mendelegasi kekuasaan pembuatan keputusan, ia menetapkan cara terbaik untuk melaksanakan pekerjaan dan melakukan pengawasan secara ketat.

Filsafat menejemen yang “baru” lebih luas dibandingkan dengan filsafat sebelumnya, dan ia bersifat lebih relevan bagi pengertian dewasa ini dan lingkungan yang berubah maupun dengan perubahan-perubahan teknologi yang berlaku serta kesempatan-kesempatan yang ada.
Tekanan atas kekuasaan membuat keputusan fihak menejer dikurangi dan filasafat yang timbul berorientasi sekitas hasil yang diinginkan.

Dengan perkataan lain, tema yang dititikberatkan adalah berorientasi pada hasil dan bukanlah berorientasi pada aktivitas-aktivitas. Menejemen dianggap sebagai sebuah sumber yang menyediakan kekuatan melalui partisipasi manusia. Dengan jalan mendayagunakan sumber-sumber daya manusia secara maksimal maka sebuah perusahaan membentuk masa depannya dan nasidnya.

Perlu diingat bahwa sesuatu perusahaan tertentu tidak seluruhnya berorientasi pada aktivitas-aktivitas ataupun berorientasi pada hasil-hasil, tetapi perusahaan yang bersangkutan cenderung lebih menekankan hal yang satu atau hal yang lain. Hal yang mempengaruhi cirinya adalah tipe menejer-menejer dan pekerja. Misalnya, apabila terdapat kekurangan upaya sendiri dan pengarahan diri sendiri untuk mencapai hasil diantara para pekerja maka hal tersebut perlu dikoreksi agar perusahaan mencapai sukses.

Dilain fihak, apabila ciri-ciri pribadi tersebut terdapat antara para menejer dan anggota-anggota maka perlu digunakan approach orientasi pada hasil. Perubahan lain yang perlu dicatat adalah adanya pergeseran kearah tujuan menerial yang signifikan dan melunaknya alat-alat menejemen. Artinya, makin banyak tekanan diletakkan atas “apa” dan “mengapa” dan kurang begitu atas “bagaimana” dan “bilamana”.

Menjemen modern memiliki kemampuan luar biasa untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan, inklusif tujuan menuruh manusia berjalan dipermukaan bulan. Banyak eksper berpendapat bahwa dengan bantuan ilmu dan teknologi, para menejer dewasa ini memiliki pengetahuan serta kemampuan untuk mencapai hampir segala macan hal yang diinginkan.

Sejak tahun 1950 tumbuhlah keyakinan umum bahwa para menejer harus membiasakan diri untuk membuang tradisi-tradisi kuno dan praktek-praktek lama dan bukan hanya mengabaikannya. Pada masa lampau, latihan dan pengembangan individu merupakan sebuah tujuan menejerial yang primer. Kini tujuan yang dipreferensi adalah: mengembangkan organisasi, kebudayaan dan lingkungannya dan menyediakan alat-alat yang perlu untuk efektivitas manusia di dalam rangka keadaan organisatoris sehat yang diciptakan.

Beberapa tahun lampau, tujuan daripada pengembangan manusia adalah mencapai harmoni dengan suasana baik. Kini hal tersebut sangat banyak dicampuri tindakan menggunakan dan mengatasi konflik antara para pegawai guna membantu pemecahan problem.

0 Komentar untuk " Teori Menejemen Lawas "