Dalam melakukan seluruh aktivitas kehidupannya, di kalangan masyarakat adat kesepuhan dipedomani adanya nilai-nilai tradisional yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, dan mengatur hubungan natara manusia dengan alam sekitarnya. Nilai-nilai ini merupakan bagian dari prinsip etika lingkungan yang diperlukan untuk digali kembali sebagai landasan untuk mencari pemecahan atas persoalan kerusakan lingkungan yang saat ini sudah menjadi persoalan global, persoalan dunia tanpa batas.
Kehidupan manusia sangat tergantung dari keberadaan lingkungan sumberdaya alam di sekitarnya. Keberadaan sumberdaya alam tidak hanya terbatas untuk mencukupi berbagai kebutuhan kehidupan manusia, kebutuhan makhluk hidup lainnya, dan kelangsungan eksistensi kehidupan; tetapi juga lingkungan alam mempunyai nilai intrinsic untuk dirinya sendiri. Nilai-nilai kearifan yang masih tersisa seperti halnya yang masih dipedomani oleh masyarakat adat kesepuhan perlu dipertahankan, dikembangkan dan diadopsi untuk pembuatan kebijakan pengelolaan hutan.
Paradigm pemikiran yang eksploitatif telah mengantarkan pada penderitaan yang berkepanjangan yang ditunjukkan oleh adanya bencana alam. Perlu direposisi menjadi paradigm baru. Untuk mengatasi hal ini diperlukan upaya penggalian nilai-nilai kearifan local yang mengkedepankan prinsip keselarasan, kesetaraan dan kesadaran akan pentingnya peran lingkungan uintuk kehidupan manusia.
Nilai-nilai kearifan tradisi local dalam pengelolaan hhutan yang sudah mengakar di masyarakat Adat Kesepuhan memiliki kesamaan dengan filsata Taoisme. Nilai-nilai kebaikan yang ada di komunitas Adat Kesepuhan dalam mengelola huta perlu dipertahankan dan dikembangkan untuk mengatasi persoalan pengelolaan lingkungan.
Terdapat beberapa pergeseran, perubahan orientasi dan dinamika nilai-nilai tradisi masyarakat adat kesepuhan yang diakibatkan oleh faktor internal yang berkembang di kalangan masyarakat adat itu sendiri dan faktor eksternal sebagai konsekuensi adanya hubungan terbuka dengan dunia luar.
Ditemukan aspek-aspek filosofis dari keberadaan masyarakat adat kesepuhan dalam emlakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan sekitarnya, baik dari aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis. Pengelolaan sumberdaya hutan berbasis etika lingkungan dalam bentuk Teo Abthopo Kosmo Ecosentris merupakan kesadaran akan pentingnua memperhatikan, mengelola dan melakukan gerakan perbaikan lingkungan alam yang mendasarkan pada pendingnya pendekatan makro kosmos, kesadaran ini perlu dibangun melalui penyadaran mengingat manusia dan alam adalah dua bagian penting yang masing-masing memiliki nilai instrinsiknya sendiri-sendiri.
Ichsan, Iing Moh. 2009, Etika Lingkungan Masyarakat Adat Kesepuhan dalam Pengelolaan Hutan di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salam: Inspirasi Taoisme, Disertasi, Program Pascasarja Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mana Yogyakarta.
0 Komentar untuk " Masyarakat Adat Kesepuhan "